Menu Tutup

Dyne Pen: Fungsi, Range, dan Standar Penggunaan di Industri Flexible Packaging & Karoseri (Part 2)

Penurunan Level Dyne Seiring Waktu

Film plastik, terutama non-polar, bisa kehilangan efek treatment seiring waktu.

Film Setelah Treatment 1 Minggu 1 Bulan 3 Bulan
OPP/CPP 38–40 36–38 32–34 <32
PET 44–46 43–45 41–43 40–42
Nylon 46–50 45–48 43–45 42–44
LLDPE 38–40 35–37 32–34 <32

👉 QC perlu cek ulang berkala. Inilah kenapa Dyne Pen Surface Tension Test Pen erasable lebih cocok: bisa tes berulang tanpa bikin scrap banyak.

Permanent vs Erasable Dyne Pen

  • Permanent

    • Hasil lebih konsisten.

    • Tapi meninggalkan noda, berisiko HSE (formamide), sulit untuk uji ulang.

    • Cocok di lab/R&D, uji verifikasi sekali pakai.

  • Erasable

    • Aman, bisa dihapus setelah uji.

    • Cocok untuk QC rutin terutama pada film non-polar yang dyne-nya bisa turun.

    • Jadi lebih dipilih di industri packaging & otomotif.

⚖️ ASTM D2578 tidak mengatur harus permanent atau erasable. ASTM hanya mengatur metode wetting tension test, pilihan pen tergantung produsen & kebutuhan industri.

Kesimpulan

  • Dyne Pen Surface Tension Test Pen adalah alat wajib di industri yang melibatkan cetak, coating, laminasi, atau pengecatan.

  • Range standar berbeda tergantung material: 38–40 dyne/cm minimum untuk printing/laminasi, 42–50 untuk PET/Nylon, dan hingga 60+ di logam/kaca.

  • Film non-polar (PE, PP) cepat kehilangan treatment → butuh Dyne Pen erasable untuk monitoring berkala.

  • Dyne Pen permanen jarang di pakai di QC karena meninggalkan noda dan tidak praktis untuk uji ulang.

  • Jadi perbedaan merk terletak pada komposisi cairan, akurasi, tip, dan umur simpan.

👉 Rekomendasi:

  • Erasable Dyne Pen untuk QC harian (flexible packaging & otomotif).

  • Permanent Dyne Pen hanya untuk uji sekali di R&D atau verifikasi khusus.

Related Posts